Kau Serupa Angin dan Hujan




kau terus menatapku
menjamah tubuhku seperti itu
bahkan
meski aku sudah merasa gigil
dengan ditemani dedaun gugur yang jatuh
di jalan yang tak dikenal itu

kau serupa hujan dalam kerinduan
lalu  bermukim padaku
yang terlalu sering berdamai dengan dingin dan debu
aku merasa itu wujudmu dalam goresan pertemuan kita



ruang semesta, September 2011



cat: Puisi ini telah dimuat dalam buku antologi puisi Situ Waktu (November 2011)



Komentar

Postingan Populer